Notifikasi
Tidak ada notifikasi baru.

Cara Load Balance 2 ISP di Mikrotik dengan Metode PCC — Stabil & Tanpa Drop

Cara Load Balance 2 ISP di Mikrotik dengan Metode PCC (Practical Concurrent Connections) — Stabil & Tanpa Drop

Load balancing dua ISP pada router MikroTik adalah solusi praktis supaya koneksi internet tetap stabil, cepat, dan toleran terhadap gangguan satu link. Salah satu metode paling populer dan andal adalah PCC (Per Connection Classifier), yang membagi koneksi berdasarkan sesi/connection sehingga tiap klien mendapatkan jalur yang konsisten dan sesi TCP tidak bocor antar-ISP.

Cara Load Balance 2 ISP di Mikrotik

Dalam artikel ini saya jelaskan lengkap: konsep PCC, topologi, persiapan, langkah konfigurasi step-by-step (dengan contoh perintah), cara testing, dan trik troubleshooting — semua berdasarkan pengalaman praktik SMB dan lab TKJ. Jika kamu mencari solusi load balance untuk lab, kantor kecil, atau RT/RW Net, metode PCC adalah pilihan yang tepat.

Kenapa Memilih PCC (Per Connection Classifier)?

PCC membagi koneksi berdasarkan atribut koneksi (src-address, dst-address, src-port, dst-port) sehingga tiap session tetap konsisten lewat ISP yang sama. Keuntungannya:

  • Tidak memecah satu session TCP menjadi beberapa ISP → menghindari reset/lag
  • Fair distribution untuk banyak client
  • Mudah dikombinasikan dengan mark-routing dan NAT
  • Cocok untuk gabungan ISP simetris/asimetris

Prasyarat & Topologi Contoh

Contoh topologi sederhana:

  • ether1 → ISP1 (public IP atau PPPoE)
  • ether2 → ISP2 (public IP atau PPPoE)
  • ether3 → LAN (192.168.88.0/24)

Pastikan kedua ISP punya akses internet dan NAT / masquerade akan kita atur setelah mark routing. Jika kamu masih belum setting dasar Mikrotik, baca dulu panduan dasar: Cara Setting Mikrotik dari Nol sampai Bisa Internet.

Langkah 1 — Atur IP & Gateway ISP

Contoh IP statik (sesuaikan dengan kondisi ISP kamu):

/ip address
add address=192.0.2.2/30 interface=ether1 comment=ISP1
add address=198.51.100.2/30 interface=ether2 comment=ISP2

/ip route
add dst-address=0.0.0.0/0 gateway=192.0.2.1 distance=1 comment=default-ISP1
add dst-address=0.0.0.0/0 gateway=198.51.100.1 distance=1 comment=default-ISP2

Jika ISP menggunakan PPPoE, sesuaikan dengan interface pppoe-out1 / pppoe-out2.

Langkah 2 — Tandai Koneksi dengan PCC

Kita tandai koneksi masuk dari LAN berdasarkan src-address (client) dan port. Prinsipnya: bagi koneksi menjadi beberapa kelas lalu mark routing.

/ip firewall mangle
add chain=prerouting in-interface=ether3 connection-mark=no-mark \
    per-connection-classifier=both-addresses-and-ports:2/0 action=mark-connection new-connection-mark=ISP1_conn
add chain=prerouting in-interface=ether3 connection-mark=no-mark \
    per-connection-classifier=both-addresses-and-ports:2/1 action=mark-connection new-connection-mark=ISP2_conn

Penjelasan singkat:

  • both-addresses-and-ports:2/0 → bagi koneksi ke dua kelompok (0 dan 1), ini memastikan distribusi merata
  • in-interface=ether3 → hanya koneksi dari LAN yang dibagi

Langkah 3 — Mark Routing Berdasarkan Connection Mark

Setelah connection ditandai, kita mark routing sehingga routing table yang berbeda digunakan:

/ip firewall mangle
add chain=prerouting connection-mark=ISP1_conn action=mark-routing new-routing-mark=to_ISP1
add chain=prerouting connection-mark=ISP2_conn action=mark-routing new-routing-mark=to_ISP2

Langkah 4 — Tambahkan Routing Table untuk Masing-Masing ISP

Buat rule route yang menggunakan routing mark:

/ip route
add dst-address=0.0.0.0/0 gateway=192.0.2.1 routing-mark=to_ISP1 check-gateway=ping
add dst-address=0.0.0.0/0 gateway=198.51.100.1 routing-mark=to_ISP2 check-gateway=ping

check-gateway=ping membantu deteksi dead gateway otomatis.

Langkah 5 — NAT (Masquerade) untuk Kedua ISP

Tambahkan NAT supaya koneksi keluar diterjemahkan ke IP publik ISP masing-masing:

/ip firewall nat
add chain=srcnat out-interface=ether1 action=masquerade comment="NAT ISP1"
add chain=srcnat out-interface=ether2 action=masquerade comment="NAT ISP2"

Pastikan rule NAT ini berada di urutan yang sesuai supaya tidak bentrok dengan NAT lain.

Langkah 6 — Tes & Verifikasi

Beberapa langkah verifikasi penting:

  • Cek koneksi aktif: /ip firewall connection print where connection-state~"established"
  • Cek routing mark: /ip firewall mangle print
  • Traceroute & speedtest dari client
  • Coba matikan salah satu ISP → koneksi harus tetap berjalan via ISP lain tanpa putus besar untuk koneksi baru

Untuk tutorial monitoring dan log lebih lanjut, lihat: Cara Cek Log & Monitoring Mikrotik untuk Pemula.

Tips Praktis & Penyempurnaan

  • Persistensi sesi (Per-client stickiness): Gunakan per-connection-classifier yang melibatkan src-address agar client tertentu konsisten memakai ISP yang sama.
  • Weighting / Load Share: Untuk proporsi 70:30, gunakan classifier 10/0..6 vs 10/7..9 atau combine rules dengan probability/per-connection tweak.
  • Health check: Gunakan Netwatch atau skrip untuk memantau gateway dan otomatis mengalihkan routing jika salah satu ISP down.
  • Monitoring bandwidth: Kombinasikan dengan Simple Queue / Queue Tree untuk alokasi bandwidth per-user. (Lihat: Cara Membatasi Bandwidth Mikrotik dengan Simple Queue).
  • Masalah asymmetrical routing: Jika ISP menerapkan policy yang sensitif terhadap source IP, pastikan NAT dilakukan pada interface keluar masing-masing ISP.

Masalah Umum & Troubleshooting

Beberapa masalah yang sering ditemui pada PCC dan solusinya:

  • Sesi TCP terputus — kemungkinan karena penggunaan classifier yang memecah satu TCP flow ke dua ISP; solusi: gunakan classifier yang melibatkan ports sehingga satu flow tetap konsisten ke satu ISP.
  • DNS leak / resolusi bermasalah — pastikan DNS client stabil dan tidak diarahkan ke gateway yang mati.
  • Failover lambat — pakai check-gateway=ping atau skrip netwatch untuk deteksi cepat.
  • Double NAT — pastikan NAT hanya terjadi pada out-interface ISP.

Praktik Lapangan & Rekomendasi

Berdasarkan pengalaman lab TKJ dan instalasi di sekolah/kafe: PCC memberikan keseimbangan yang baik antara performa dan stabilitas. Untuk jaringan kecil (satu router MikroTik), PCC seringkali cukup. Untuk skala besar atau jika butuh session-aware load balancing (mis. VoIP sensitif), pertimbangkan solusi tambahan seperti ECMP + policy routing atau perangkat dedicated.

Jika ingin belajar konfigurasi hotspot, voucher, dan user manager yang sering dipadukan dengan load balancing — cek panduan terkait: Kumpulan Artikel Mikrotik dan Cara Setting User Manager Mikrotik Sampai Bisa Cetak Voucher.


Mikrotik
Join the conversation
Post a Comment