Apa Itu Algoritma dan Pemrograman? Pengertian dan Materi Algoritma Pemrograman

Yosa AP
---
![]() |
Materi Informatika : Algoritma dan Pemrograman |
A. Algoritma
Algoritma adalah suatu kumpulan instruksi terstruktur dan terbatas yang dapat
diimplementasikan dalam bentuk program komputer untuk menyelesaikan
suatu permasalahan komputasi tertentu. Algoritma merupakan bentuk dari
suatu strategi atau ‘resep’ yang kalian gunakan untuk menyelesaikan suatu
masalah. Algoritma lahir dari suatu proses berpikir komputasional oleh
seseorang untuk menemukan solusi dari suatu permasalahan yang diberikan.
Dengan demikian, berpikir komputasional merupakan keahlian yang kalian
perlukan untuk dapat membuat algoritma, program, atau suatu karya
informatika yang dapat digunakan dengan efektif dan eisien.
Setelah kalian menganalisis suatu problem menggunakan teknik abstraksi dan dekomposisi lalu menyusun algoritma dengan melakukan pengenalan pola dari problem sejenis, algoritma tersebut harus direpresentasikan dalam bentuk yang dapat dipahami oleh orang lain. Selain itu, karena pada akhirnya strategi tersebut akan diubah dalam bentuk kode program, algoritma harus ditulis dalam bentuk yang terdeinisi dengan baik (well-deined) dengan jumlah langkah yang terbatas. Algoritma adalah abstraksi dari sebuah program sehingga kemampuan menuliskan algoritma dengan baik akan membantu kalian dalam membuat program yang baik dan benar.
Pada bagian ini, kalian akan mempelajari dua cara untuk merepresentasikan algoritma, yaitu diagram alir dan pseudocode. Untuk itu, kalian perlu mempelajari teknik untuk membaca suatu algoritma (yang disebut penelusuran atau tracing) dan cara untuk menuliskan suatu algoritma. Perlu diingat bahwa menulis algoritma berbeda dengan menulis program. Program ditulis agar dapat dipahami oleh mesin, sedangkan algoritma ditulis agar dapat dipahami oleh manusia. Untuk program yang sederhana, algoritma akan sangat mirip, bahkan sama dengan program. Jika persoalan makin kompleks, algoritma hanya berisi abstraksi, yang akan mempermudah implementasinya menjadi program.
Setelah kalian menganalisis suatu problem menggunakan teknik abstraksi dan dekomposisi lalu menyusun algoritma dengan melakukan pengenalan pola dari problem sejenis, algoritma tersebut harus direpresentasikan dalam bentuk yang dapat dipahami oleh orang lain. Selain itu, karena pada akhirnya strategi tersebut akan diubah dalam bentuk kode program, algoritma harus ditulis dalam bentuk yang terdeinisi dengan baik (well-deined) dengan jumlah langkah yang terbatas. Algoritma adalah abstraksi dari sebuah program sehingga kemampuan menuliskan algoritma dengan baik akan membantu kalian dalam membuat program yang baik dan benar.
Pada bagian ini, kalian akan mempelajari dua cara untuk merepresentasikan algoritma, yaitu diagram alir dan pseudocode. Untuk itu, kalian perlu mempelajari teknik untuk membaca suatu algoritma (yang disebut penelusuran atau tracing) dan cara untuk menuliskan suatu algoritma. Perlu diingat bahwa menulis algoritma berbeda dengan menulis program. Program ditulis agar dapat dipahami oleh mesin, sedangkan algoritma ditulis agar dapat dipahami oleh manusia. Untuk program yang sederhana, algoritma akan sangat mirip, bahkan sama dengan program. Jika persoalan makin kompleks, algoritma hanya berisi abstraksi, yang akan mempermudah implementasinya menjadi program.
1. Diagram Alir
Diagram alir dibuat dalam bentuk aliran simbol yang dapat ditelusuri dari
suatu titik permulaan hingga titik akhir dari program. Diagram alir dibuat
menggunakan simbol standar ANSI/ISO yang beberapa simbol dasarnya
diberikan tabel dibawah ini.
Untuk memahami bagaimana diagram alir digunakan untuk menggambarkan
suatu algoritma, pada bagian berikut, diberikan lima buah contoh diagram
alir dari beberapa proses berpikir yang telah kalian kenal.
a. Diagram Alir 1: Menghitung Luas Persegi
b. Diagram Alir 2: Menghitung Luas Permukaan Kubus
c. Diagram Alir 3: Membagi Bilangan
d. Diagram Alir 4: Menghitung Mundur dari N hingga 1
2. Pseudocode
Pseudocode (kode semu atau kode pseudo) adalah suatu bahasa buatan manusia
yang sifatnya informal untuk merepresentasikan algoritma. Pseudocode dibuat
untuk menutupi kekurangan diagram alir dalam merepresentasikan konsepkonsep pemrograman terstruktur. Pseudocode memungkinkan representasi
langkah-langkah yang lebih detail dan dekat dengan bahasa pemrograman.
Karena sifatnya yang informal, tidak ada aturan khusus dalam standar
notasi yang dapat digunakan. Akan tetapi, ada beberapa prinsip dasar yang
perlu diperhatikan, yaitu satu baris untuk satu pernyataan (statement) dan
pentingnya indentasi dalam menuliskan pernyataan. Indentasi ada untuk
hierarki dari pernyataan. Misalnya, untuk menunjukkan bahwa suatu
pernyataan merupakan bagian dari sebuah struktur kontrol keputusan atau
struktur kontrol perulangan (lihat konsep blok pada pemrograman visual
yang telah kalian pelajari di tingkat SMP).
Keempat diagram alir pada bagian sebelumnya dapat ditulis dalam bentuk pseudocode sebagai berikut.
a. Pseudocode 1: Menghitung Luas Persegi
b. Pseudocode 2: Menghitung Luas Permukaan Kubus
c. Pseudocode 3: Membagi Bilangan
d. Pseudocode 4: Menghitung Mundur dari N hingga 1
B. Bahasa Pemrograman Prosedural
Belajar bahasa pemrograman sama halnya dengan belajar bahasa apa pun,
dimulai dengan secara intuitif mengenal dan langsung memakai bahasa
tersebut untuk keperluan sehari-hari yang penting sesuai kebutuhan, bukan
dari teori bahasa. Seseorang dengan bahasa ibu bahasa Indonesia, saat belajar
bahasa Inggris, akan mulai mengenal bahasa Inggris melalui “membaca”
contoh-contoh kalimat sederhana yang sangat diperlukan dalam kehidupan
sehari-hari, seperti mulai menyapa “Selamat pagi.”, “Jam berapa?”. Melalui
contoh tersebut, ia akan belajar kosakata penting dan pola kalimat, misalnya
kalimat pernyataan SPOK (Subjek, Predikat, Objek, Keterangan); struktur
kalimat tanya, kalimat aklamasi, dan lain-lain. Selanjutnya, baru beranjak
ke konsep yang lebih kompleks yang ada pada bahasa asing tersebut dan
mengenal tata bahasa secara lebih formal dan mulai menulis.
Belajar pemrograman pada hakikatnya sama dengan belajar bahasa natural (bahasa manusia sehari-hari): seseorang belajar dari “membaca” program terlebih dulu, daripada “menulis” kode program. Proses menulis kode (coding) dapat dimulai setelah kalian membaca contoh-contoh program yang menjadi pola pembangun program kompleks. Bedanya dengan belajar bahasa natural, teks dalam bahasa pemrograman yang ditulis bukan dilafalkan dan dipahami sebagai teks “statis”, melainkan juga dapat dipahami oleh mesin dan dapat dieksekusi (dijalankan).
Belajar pemrograman pada hakikatnya sama dengan belajar bahasa natural (bahasa manusia sehari-hari): seseorang belajar dari “membaca” program terlebih dulu, daripada “menulis” kode program. Proses menulis kode (coding) dapat dimulai setelah kalian membaca contoh-contoh program yang menjadi pola pembangun program kompleks. Bedanya dengan belajar bahasa natural, teks dalam bahasa pemrograman yang ditulis bukan dilafalkan dan dipahami sebagai teks “statis”, melainkan juga dapat dipahami oleh mesin dan dapat dieksekusi (dijalankan).
C. Bahasa Pemrograman C
Bahasa Pemrograman C, selanjutnya disebut bahasa C saja, dikembangkan
oleh Dennis M. Ritchie dan Brian W. Kernighan pada awal tahun 1970.
Perkembangan bahasa C tidak bisa dipisahkan dari perkembangan sistem
operasi UNIX, yang 90% lebih di antaranya ditulis dalam bahasa C. Karena
sejarah yang panjang tersebut, kemudian muncul beberapa standar bahasa C
yang merupakan spesiikasi dari bahasa C. Spesiikasi ini akan berpengaruh
pada perilaku program yang dibuat dengan menggunakan bahasa tersebut.
Beberapa standar yang ada meliputi: deinisi Kernighan & Ritchie (K&R),
ANSI-C (X-3.159 -1989-), Deinisi AT&T (untuk superset C, C++), dan GNU
Coding Standards. Versi pada PC misalnya: Lattice C, Microsoft C/Microsoft
QuickC, dan Turbo C/Borland C++.
Bahasa C banyak dipakai untuk membuat sistem operasi dan programprogram sistem, pemrograman tingkat rendah, atau yang "dekat" ke perangkat
keras (misalnya untuk kontrol peralatan), membuat toolkit pemrograman,
dan menulis aplikasi. Kelebihan bahasa C sehingga banyak digunakan ada
pada kemampuannya untuk menghasilkan kode yang singkat, eisien, tetapi
tetap mudah dibaca. Berbeda halnya dengan bahasa mesin yang eisien, tetapi
membutuhkan latihan khusus untuk membacanya, atau bahasa tingkat tinggi
lain yang enak dibaca, tetapi tidak eisien. Walaupun demikian, perlu diakui
bahwa kesulitan untuk membaca program bahasa C lebih tinggi daripada
bahasa tingkat tinggi lain.
Posting Komentar
Posting Komentar